Pages

Tuesday, February 24, 2015

[Book Review] Artemis Fowl: The Lost Colony






Penulis: Eoin Colfer
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Cetakan pertama, Mei 2012
Tebal: 416 hlm
ISBN: 978-979-22-8371-6
Rating: 3/5

Blurb
Artemis Fowl akhirna bertemu lawan seimbang.
Ada remaja genius lain yang menemukan fakta bahwa peri memang ada dan bertekad menangkapnya. Dan bukan sembarang peri. Gadis itu bermaksud menangkap demon–spesies yang paling membenci manusia.
Hanya mantra waktu kuno yang memisahkan demon dengan manusia–dan Artemis haeus mencegah mantra itu runtuh. Jika dia gagal, kelompok makhluk haus darah itu akan berusaha kembali melaksanakan misi mereka: menghapus manusia dari muka bumi.
Hanya boleh ada satu pemenang–dan kali ini mungkin saja bukan Artemis Fowl orangnya.

***

Artemis Fowl, anak genius yang mampu membuat dunia bawah kalang kabut dibuatnya. Namun, apa yang akan terjadi jika dua orang anak genius dipertemukan dan saling bersaing? Akhirnya Artemis menemukan lawan yang seimbang, Minerva Paradizo, seorang gadis Perancis ber-IQ tinggi. Pertemuan mereka ibarat bencana bagi Kaum, karena ternyata Minerva mengetahui eksistensi peri dan dia ingin menangkap salah satu spesiesnya: Demon. 


Demon terpisah setelah perang besar di Traille yang membuat mereka menghilang di bumi dan disegel di sebuah pulau bernama Hybrass oleh para warlock demon. Hingga suatu waktu, kemunculan demon mempertemukan dua anak genius itu. 

Perhitungan Artemis tidak pernah meleset, dan itu membuatnya melakukan perjalanan ke Barcelona bersama Butler, ke tempat yang diduga menjadi tempat kemunculan demon. Akhirnya demon itu muncul lalu membawa Artemis mengarungi ruang dan waktu dan kembali ke masa lalu. Artemis bahkan bertemu dengan sosok Gaudi, arsitek yang membangun Casa Mila. Artemis tidak akan pernah kembali ke bumi seandainya saat Artemis menghilang Butler tidak menahan bahunya. Gelang perak yang di tangan Butler, menjadi jangkar bagi Artemis untuk kembali ke bumi. 

Seakan tidak mengenal kata takut, Artemis melanjutkan pengejarannya hingga akhirnya ia datang ke Teater Massimo Bellini, Sisilia. Di sana Artemis bertemu lagi dengan seorang gadis Perancis jenius bernama Minerva Paradizo–gadis yang ia lihat keberadaannya tak jauh dari tempat kemunculan demon di Barcelon –dan akhirnya di depan mata Artemis Fowl, Minerva lah yang berhasil menangkap demon itu. Hal ini tidak akan menjadi bencana kalau saja Minerva tidak menangkap demon itu–spesies peri yang haus darah dan membenci manusia–serta berniat untuk menjadikannya bahan presentasi untuk memenuhi ambisinya: meraih nobel. 
 
Demon yang diculik Minerva bernama No. 1 dan jauh lebih beradab jika dibandingkan dengan demon yang dulu pernah ditemui Minerva. Sedangkan di dunia bawah, Kapten Holly Short dan Foaly, yang sekarang tergabung dalam organisasi rahasia LEP, harus kembali bekerja sama dengan Artemis Fowl untuk menyelamatkan Hybras karena mantra waktu yang menopang Hybras melemah dan akan hancur. Dan langkah awal yang dilakukan Artemis dan teman-temannya, juga Mulch Diggums ialah menembus kediaman Paradizo yang dijaga ketat dan merebut No.1 dari tangan Minerva. 

No.1 berhasil diselamatkan oleh Artemis dan teman-temannya. Namun, seolah tak cukup dengan kegilaan yang dihadapi Artemis, kini Billy Kong–anak buah sewaan Paradizo–menculik Minerva dan meminta untuk ditukar dengan demon. Artemis memutar otak, ia harus berpikir cepat dan tepat untuk menyelamatkan Hybras juga Minerva. Hingga akhirnya rencana yang penuh resiko dan hampir mustahil pun dilakukan. 

***

Artemis Fowl. Si genius yang menarik. Entah kenapa saya senang dengan percakapan yang ada dalam buku ini, percakapan yang cerdas dan membuat saya tak berhenti terkekeh. Apalagi saat percakapan Artemis dan Foaly :D
Ada tiga bagian yang paling saya sukai:
·         pertama, saat Artemis mampi memberikan sugesti kepada Billy Kong melalui kata-katanya tanpa pria Taiwan itu sadari. Karena sugesti ini pula Artemis mampu menentukan tempat transaksi penukaran antara Minerva yang diculik dengan No.1–rencana gila yang penuh resiko yang disusun Artemis.
·         Kedua, sikap Artemis yang melakukan penyelamatan untuk Holly setelah gadis itu ‘dibunuh’ oleh Abbot saat mereka ke Hybrass. ((Kalian akan paham maksud saya setelah membaca novel ini J bagian ini sungguh menguras emosi))
·         Ketiga, tentu saja hubungan Artemis dan Butler J Aaaaa saya suka hubungan antara mereka berdua. Apalagi dibagian terakhir, saat Butler kembali bertemu dengan Artemis :’)
·         Keempat, tentang Holly. Saya menyukai karakter Holly, apalagi interaksinya dengan Artemis saat di Hybras :’
Tapi saya hanya memberikan 3 bintang untuk novel ini, kenapa? Karena saya terganggu sdengan typo-nya ._.

No comments:

Post a Comment