Pages

Thursday, February 05, 2015

[Book Review] Wishing Her to Die

Penulis: Jung Soo Hyun
Penerjemah: Anggi Mahasanghika
Penyunting: NyiBlo
Proofreader: Dini Novita Sari
Cover designer: Angelina Setiani
Ilustrator isi: @teguhra
Penerbit: Penerbit Haru, Cetakan pertama, Maret 2014
ISBN: 9786027742307
Tebal: 410 hlm
Rate: 3,5/5

Kepada Lee Min-ah.
Salam kenal. Aku Yoon Jae-hee. Meski sulit dipercaya, sekarang aku ada di dalam tubuhmu.
Jae-hee
Nasibku sungguh sial: pacarku meninggalkanku, aku tidak lulus audisi musikal, ditambah aku mati ditabrak truk. Tapi aku mendapat kesempatan untuk merasuki tubuh orang lain meskipun hanya sehari, dan aku mengambil kesempatan itu.
Boleh, kan? Hanya satu hari saja.

Min-ah
Orang kira aku memiliki segalanya: karir sebagai pengacara di firma hukum raksasa Korea, kecantikan, dan kekayaan. Tapi, aku masih terikat dengan masa laluku. Aku harus menyelidiki semuanya sampai tuntas. Namun, kenapa aku membuang waktu mengikuti audisi musikal yang bahkan tak bisa kuingat? Ke mana ingatanku selama beberapa jam itu? Jae-hee? Siapa Jae-hee?
Kenapa sepertinya dia menginginkan tubuhku selamanya?

***

Lee Min-ah, seorang pengacar muda yang handal, mengernyitkan keningnya saat tahu ia menjadi headline di koran. Bukan, tentu saja ini bukan hal baru untuk Min-ah. Ia sudah terbiasa menjadi headline koran setelah memenangkan berbagai kasus, tapi tidak kali ini. Bagaimana mungkin ia muncul di headline koran atas apa yang tidak ia ingat sama sekali!

Generasi Two-Job. Pengacara Lee Min-ah yang Mencoba Menjadi Artis Musikal, Apakah Ia Akan Menjadi Pemeran Utama?

Judul artikel itu membuat Min-ah mendatangi Seon-jeong–temannya yang merupakan seorang psikiater ahli–dengan tergesa-gesa.
Menanyakan segala kemungkinan yang sedang terjadi padanya. Min-ah tidak ingat jika ia pernah mengikuti audisi drama musikal! Seakan keanehan yang dialaminya belum cukup, kini Min-ah harus menghadap ayahnya. Min-ah tahu bagaimana sikap ayahnya, jadi ia harus menyiapkan jawaban yang masuk akal, karena kalau tidak…

Tanpa Min-ah ketahui, ada sosok lain yang bersamanya. Sosok yang menumpang pada tubuhnya. Yoon Jae-hee. 


Kehidupan Jae-hee berbanding terbalik dengan Min-ah. Jae-hee bukan gadis yang beruntung. Ia berkali-kali mengikuti audisi drama musikal, namun berkali-kali pula ia ditolak karena penampilannya. Jae-hee jauh dari kata langsing. Tak hanya itu, ia pun ditinggalkan pacarnya setelah diporoti habis-habisan. Seakan dunia sudah bosan melihatnya, Jae-hee pun tertabrak truk saat berusaha menolong anak kecil yang tinggal satu apartement dengannya.


Hidup seperti kembang api tetapi singkat, atau kehidupan yang membosankan tetapi lama.

Yang mana yang lebih membahagiakan? Bukan, mana yang lebih sedikit sengsara?


Jae-hee mendengar suara yang mengatakan kata-kata itu di tengah hamparan salju sebelum kesadarannya hilang. Seperti kembang api tetapi singkat, atau kehidupan yang membosankan tetapi lama. Saat Jae-hee sadar, ia melihat tubuhnya yang sedang ditangani di rumah sakit. Ia mencoba untuk kembali pada tubuhnya, namun itu tidak berhasil. Dan saat itulah suara itu kembali terdengar. Suara itu menyuruh Jae-hee untuk memilih seseorang yang tubuhnya akan ia ‘tumpangi’ selama satu hari sebelum ia bisa masuk kembali ke tubuhnya. Jika tidak, ia tidak akan pernah bisa kembali, jiwanya akan menghilang. Daaaaan orang itu adalah…
Lee Min-ah.


Min-ah merupakan pengacara muda yang tengah menjadi sorotan publik. Wajahnya yang cantik, tubuh yang ideal, kecerdasan yang ia miliki, juga status sebagai putri semata wayang pemilik firma hukum terbesar di Korea menambah sempurna dirinya. Tapi sosok Min-ah begitu dingin dan arrogant, dan tanpa orang lain ketahui… hidupnya begitu kelam. Kejadian yang menimpanya membuat Min-ah remaja sangat berubah, kejadian yang sudah direncanakan oleh seseorang. Hingga suatu waktu ia mengalami hal aneh, dan semakin aneh saat menemukan sepucuk surat dari Yoon Jae-hee yang mengatakan jika ia sedang ‘meminjam’ tubuh Min-ah untuk sementara. Jadi, saat Min-ah kehilanga kesadaran, saat itu lah Jae-hee yan mengambil alih tubuhnya dan melakukan hal-hal yang bukan Min-ah banget


Pergantian kesadaran ini lah yang  membingungkan Min-ah, ia harus mencari tahu pola saat pergantian kesadaran antara ia dan Jae-hee. Tentu saja dengan tubuhnya yang ‘dipinjam’ Jae-hee tidak memberikan keuntungan baginya. Malah dengan ‘kehadiran’ Jae-hee rencana balas dendam Min-ah yang telah disusun selama ini hampir hancur berantakan, belum lagi semua kasus-kasus yang ditanganinya, juga masalah tentang ibunya. Bagaimanapun Min-ah HARUS berkomunikasi dengan Jae-hee, ia tidak mungkin mengabaikan apa yang telah dilewatinya saat Jae-hee mengambil alih tubuhnya.


Lalu, Geon-woo–sahabat Min-ah–yang beberapa kali muncul saat Jae-hee sedang ‘meminjam’ tubuh Min-ah. Hingga akhirnya Geon-woo menyatakan cinta padanya. Tapi… Geon-woo menyatakan cinta pada siapa? Min-ah atau Jae-hee?


***


Nuansa cover novel ini berbeda nuansa cover-cover novel Haru yang biasanya warna-warni dan cerah. Cover novel ini didominasi warna hitam dengan hiasan-hiasang berwarna perak di setiap ujungnya, lalu terdapat ilustrasi seorang perempuan yang sedang bercermin namun bayangannya berbeda. Sangat misterius bukan? Tapi jika kita mengesampingkan kesan misterius dan kelam yang muncul, cover ini sangat cantik bukan? :D 


Awalanya mungkin akan mengira jika novel ini merupakan novel pembunuhan, tapi tenang… novel ini membawa kita seperti sedang menonton drama Korea. Jika dilihat dari segi cerita, sebenarnya tidak ada yang membuah saya menggumamkan kata “Wah”. Tapi walaupun begitu novel ini lumayan untuk menemani sabtu sore yang syahdu hehe :D 


Alur yang digunakan dalam novel ini merupakan alur campuran karena beberapa kali menggambarkan masa lalu Min-ah. Lalu mengenai typo, saya menemukan sedikit typo… sekitar 9. Sebenarnya selama membaca novel ini saya agak terganggu dengan penggunaan tanda (…) yang selalu saya temui di setiap bagian cerita, terutama pada bagian percakapan. 


Contoh:

“…Iya. Aku pernah menontonnya. Tapi apa hubungannya–“ (hlm.59)

“…Oh? Ehm, iya.” (hlm.132)

“…apa? Menyanyi?” (hlm.133) 


Mungkin saja penggunaan tanda (…) tersebut dimaksudkan untuk memberitahu jika ada jeda yang terjadi. Tapi entah kenapa penggunaan tanda (…) itu tetap cukup mengganggu buat saya ._. 


Satu lagi, suara yang didengar Jae-hee adalah Hidup seperti kembang api tetapi singkat, atau kehidupan yang membosankan tetapi lama. Yang mana yang lebih membahagiakan? Bukan, mana yang lebih sedikit sengsara?

Hidup seperti kembang api tetapi singkat, namun saat mulai di pertengahan novel hingga hampir ke akhir novel, kata kembang api diganti menjadi bunga sakura. ._. sepele memang, tapi sedikit mengganggu bagi saya #maafsayarewel


Lalu mengenai tokoh dalam novel ini, sosok Min-ah lebih di-explore jika dibandingkan dengan Jae-hee. Porsi penggambaran Min-ah cukup banyak, berbeda dengan Jae-hee yang hanya  digambarkan secara sekilas-sekilas. Hal ini mungkin karena Jae-hee yang ‘menumpang’ pada tubuh Min-ah, jadi porsi Min-ah lebih banyak. Selain itu saya menyukai penggambaran pribadi Min-ah. Walaupun Min-ah bisa dibilang sempurna jika dibandingkan Jae-hee, namun penulis tidak membuat Min-ah menjadi sosok yang sempurna. Hal ini terbukti dengan Min-ah yang hidup dengan dendam.


Geon-woo. Sosok yang charming tapi tidak sampai membuat saya klepek-klepek LOL Geon-wi sangat mengenal sosok Min-ah, tapi sebenarnya dia menyatakan cinta pada Min-ah atau pada Jae-hee? #ketawajahat
3,5 bintang!!

No comments:

Post a Comment