Penulis: Jung Soo Hyun
Penerjemah: Anggi Mahasanghika
Penyunting: NyiBlo
Proofreader: Dini Novita Sari
Cover designer: Angelina Setiani
Ilustrator isi: @teguhra
Penerbit: Penerbit Haru, Cetakan pertama, Maret 2014
ISBN: 9786027742307
Tebal: 410 hlm
Rate: 3,5/5
Kepada Lee Min-ah.
Salam kenal. Aku Yoon
Jae-hee. Meski sulit dipercaya, sekarang aku ada di dalam tubuhmu.
Jae-hee
Nasibku sungguh sial: pacarku meninggalkanku, aku tidak lulus
audisi musikal, ditambah aku mati ditabrak truk. Tapi aku mendapat kesempatan
untuk merasuki tubuh orang lain meskipun hanya sehari, dan aku mengambil
kesempatan itu.
Boleh, kan? Hanya satu hari saja.
Min-ah
Orang kira aku memiliki segalanya: karir sebagai pengacara di
firma hukum raksasa Korea, kecantikan, dan kekayaan. Tapi, aku masih terikat
dengan masa laluku. Aku harus menyelidiki semuanya sampai tuntas. Namun, kenapa
aku membuang waktu mengikuti audisi musikal yang bahkan tak bisa kuingat? Ke
mana ingatanku selama beberapa jam itu? Jae-hee? Siapa Jae-hee?
Kenapa sepertinya dia menginginkan tubuhku selamanya?
***
Lee
Min-ah, seorang pengacar muda yang handal, mengernyitkan keningnya saat tahu ia
menjadi headline di koran. Bukan,
tentu saja ini bukan hal baru untuk Min-ah. Ia sudah terbiasa menjadi headline
koran setelah memenangkan berbagai kasus, tapi tidak kali ini. Bagaimana
mungkin ia muncul di headline koran atas apa yang tidak ia ingat sama sekali!
Generasi Two-Job. Pengacara Lee Min-ah yang Mencoba
Menjadi Artis Musikal, Apakah Ia Akan Menjadi Pemeran Utama?
Judul
artikel itu membuat Min-ah mendatangi Seon-jeong–temannya yang merupakan seorang
psikiater ahli–dengan tergesa-gesa.
Menanyakan segala kemungkinan yang sedang
terjadi padanya. Min-ah tidak ingat jika ia pernah mengikuti audisi drama
musikal! Seakan keanehan yang dialaminya belum cukup, kini Min-ah harus
menghadap ayahnya. Min-ah tahu bagaimana sikap ayahnya, jadi ia harus
menyiapkan jawaban yang masuk akal, karena kalau tidak…
Tanpa
Min-ah ketahui, ada sosok lain yang bersamanya. Sosok yang menumpang pada
tubuhnya. Yoon Jae-hee.
Kehidupan
Jae-hee berbanding terbalik dengan Min-ah. Jae-hee bukan gadis yang beruntung.
Ia berkali-kali mengikuti audisi drama musikal, namun berkali-kali pula ia
ditolak karena penampilannya. Jae-hee jauh dari kata langsing. Tak hanya itu,
ia pun ditinggalkan pacarnya setelah diporoti habis-habisan. Seakan dunia sudah
bosan melihatnya, Jae-hee pun tertabrak truk saat berusaha menolong anak kecil
yang tinggal satu apartement dengannya.
Hidup seperti kembang api tetapi singkat, atau kehidupan
yang membosankan tetapi lama.
Yang mana yang lebih membahagiakan? Bukan, mana yang lebih
sedikit sengsara?
Jae-hee
mendengar suara yang mengatakan kata-kata itu di tengah hamparan salju sebelum
kesadarannya hilang. Seperti kembang api
tetapi singkat, atau kehidupan yang membosankan tetapi lama. Saat Jae-hee sadar, ia melihat
tubuhnya yang sedang ditangani di rumah sakit. Ia mencoba untuk kembali pada
tubuhnya, namun itu tidak berhasil. Dan saat itulah suara itu kembali
terdengar. Suara itu menyuruh Jae-hee untuk memilih seseorang yang tubuhnya
akan ia ‘tumpangi’ selama satu hari sebelum ia bisa masuk kembali ke tubuhnya.
Jika tidak, ia tidak akan pernah bisa kembali, jiwanya akan menghilang. Daaaaan
orang itu adalah…
Lee Min-ah.
Min-ah merupakan pengacara muda
yang tengah menjadi sorotan publik. Wajahnya yang cantik, tubuh yang ideal,
kecerdasan yang ia miliki, juga status sebagai putri semata wayang pemilik
firma hukum terbesar di Korea menambah sempurna dirinya. Tapi sosok Min-ah
begitu dingin dan arrogant, dan tanpa orang lain ketahui… hidupnya begitu kelam.
Kejadian yang menimpanya membuat Min-ah remaja sangat berubah, kejadian yang
sudah direncanakan oleh seseorang. Hingga suatu waktu ia mengalami hal aneh,
dan semakin aneh saat menemukan sepucuk surat dari Yoon Jae-hee yang mengatakan
jika ia sedang ‘meminjam’ tubuh Min-ah untuk sementara. Jadi, saat Min-ah
kehilanga kesadaran, saat itu lah Jae-hee yan mengambil alih tubuhnya dan
melakukan hal-hal yang bukan Min-ah banget.
Pergantian kesadaran ini lah
yang membingungkan Min-ah, ia harus
mencari tahu pola saat pergantian kesadaran antara ia dan Jae-hee. Tentu saja
dengan tubuhnya yang ‘dipinjam’ Jae-hee tidak memberikan keuntungan baginya. Malah
dengan ‘kehadiran’ Jae-hee rencana balas dendam Min-ah yang telah disusun selama
ini hampir hancur berantakan, belum lagi semua kasus-kasus yang ditanganinya,
juga masalah tentang ibunya. Bagaimanapun Min-ah HARUS berkomunikasi dengan
Jae-hee, ia tidak mungkin mengabaikan apa yang telah dilewatinya saat Jae-hee
mengambil alih tubuhnya.
Lalu, Geon-woo–sahabat Min-ah–yang
beberapa kali muncul saat Jae-hee sedang ‘meminjam’ tubuh Min-ah. Hingga
akhirnya Geon-woo menyatakan cinta padanya. Tapi… Geon-woo menyatakan cinta
pada siapa? Min-ah atau Jae-hee?
***
Nuansa
cover novel ini berbeda nuansa
cover-cover novel Haru yang biasanya warna-warni dan cerah. Cover novel ini didominasi warna hitam
dengan hiasan-hiasang berwarna perak di setiap ujungnya, lalu terdapat
ilustrasi seorang perempuan yang sedang bercermin namun bayangannya berbeda.
Sangat misterius bukan? Tapi jika kita mengesampingkan kesan misterius dan
kelam yang muncul, cover ini sangat
cantik bukan? :D
Awalanya
mungkin akan mengira jika novel ini merupakan novel pembunuhan, tapi tenang…
novel ini membawa kita seperti sedang menonton drama Korea. Jika dilihat dari
segi cerita, sebenarnya tidak ada yang membuah saya menggumamkan kata “Wah”.
Tapi walaupun begitu novel ini lumayan untuk menemani sabtu sore yang syahdu
hehe :D
Alur
yang digunakan dalam novel ini merupakan alur campuran karena beberapa kali
menggambarkan masa lalu Min-ah. Lalu mengenai typo, saya menemukan sedikit typo…
sekitar 9. Sebenarnya selama membaca novel ini saya agak terganggu dengan penggunaan tanda (…) yang selalu saya temui
di setiap bagian cerita, terutama pada bagian percakapan.
Contoh:
“…Iya.
Aku pernah menontonnya. Tapi apa hubungannya–“ (hlm.59)
“…Oh?
Ehm, iya.” (hlm.132)
“…apa?
Menyanyi?” (hlm.133)
Mungkin
saja penggunaan tanda (…) tersebut dimaksudkan untuk memberitahu jika ada jeda
yang terjadi. Tapi entah kenapa penggunaan tanda (…) itu tetap cukup mengganggu
buat saya ._.
Satu lagi, suara yang didengar
Jae-hee adalah Hidup seperti kembang api tetapi singkat, atau kehidupan
yang membosankan tetapi lama. Yang mana yang lebih membahagiakan? Bukan, mana
yang lebih sedikit sengsara?
Hidup seperti kembang api tetapi
singkat, namun saat mulai di pertengahan novel hingga
hampir ke akhir novel, kata kembang api diganti menjadi bunga sakura. ._.
sepele memang, tapi sedikit mengganggu bagi saya #maafsayarewel
Lalu
mengenai tokoh dalam novel ini, sosok Min-ah lebih di-explore jika dibandingkan dengan Jae-hee. Porsi penggambaran Min-ah
cukup banyak, berbeda dengan Jae-hee yang hanya digambarkan secara sekilas-sekilas. Hal ini mungkin
karena Jae-hee yang ‘menumpang’ pada tubuh Min-ah, jadi porsi Min-ah lebih
banyak. Selain itu saya menyukai penggambaran pribadi Min-ah. Walaupun Min-ah
bisa dibilang sempurna jika dibandingkan Jae-hee, namun penulis tidak membuat
Min-ah menjadi sosok yang sempurna. Hal ini terbukti dengan Min-ah yang hidup dengan
dendam.
Geon-woo.
Sosok yang charming tapi
tidak sampai membuat saya klepek-klepek LOL Geon-wi
sangat mengenal sosok Min-ah, tapi sebenarnya dia menyatakan cinta pada Min-ah
atau pada Jae-hee? #ketawajahat
3,5 bintang!!
No comments:
Post a Comment