Pages

Wednesday, July 16, 2014

[Book Review #10] Athena: Eureka!


Penulis: Erlin Natawiria
Penerbit: GagasMedia, Cetakan Pertama, Desember 2013
Tebal: 284 halaman
ISBN:
978-979-780-671-2
Rating: 2/5

Pembaca tersayang,
Langkahkan kakimu ke kota sang dewi kebijaksanaan, Athena. Dari penulis debut Gagasmedia, Erlin Natawiria, kita akan mengikuti Widha mewujudkan impian masa kecilnya serta mendiang kakaknya yang kembar.
Satu insiden kecil di losmen mempertemukan Widha dengan Nathan. Mereka menjadi rekan seperjalanan; menyusuri Agora, Plaka, lalu ikut larut dalam keriaan sepasang pengantin baru di Rafina. Rasa bertumbuh seiring kaki-kaki mereka melangkah, dan binar tepercik setiap kali keduanya berserobok pandang.
Namun, di sebuah kios buku kuno di Monastiraki, Widha melihat hantu masa lalunya. Seseorang yang tidak seharusnya hadir di kota impiannya. Sosok yang gagal dia lupakan.

Setiap tempat punya cerita,
Di antara puing-puing kuil Parthenon, ada reruntuhan hati yang siap dibangun kembali.

Salam,
Editor
***
Widha, seorang mahasiswa yang mengumpulkan semua uang beasiswa dan honornya sebagai jurnalis agar dapat pergi ke Athena. Tempat yang ia idamkan sejak kecil, dan untuk memenuhi mimpi mending kakak kembarnya.
Sebenarnya, Widha berangkat ke Athena bukan hanya sekedar mewujudkan mimpi masa kecilnya, tapi juga untuk menyelesaikan urusan masa lalunya yang belum tuntas. Masa lalu yang masih membuat Widha merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, dan untuk menjawab semua tanya yang ia pendam, Widha pun menyusulnya ke sana. Mencoba menghadapi hantu yang selalu membayanginya itu sekali itu lagi. Menemui Wafi Raindra Dinesha.

Sebuah insiden kecil yang Widha alami di penginapan membuatnya bertemu dengan Nathan, orang Australia yang sangat mahir berbahasa Indonesia.  Mereka pun langsung akrab dan Nathan pun menjadi partner traveling Widha untuk menjelajah Athena dan tempat-tempat lainnya dengan syarat gadis itu akan mengajarkan Nathan memasak.

Hingga suatu waktu, tanpa sengaja Widha kembali bertemu dengan Wafi–sosok hantu yang selama ini terus membayanginya, sekaligus sosok yang ia cari,–tapi Widha selalu menghindar. Hubungan Nathan dan Widha semakin dekat, mereka merasa nyaman satu sama lain. Padahal tanpa mereka ketahui, mereka memiliki rahasia dan saling terikat benang merah satu sama lain.
Everyone grows up. Everyone learns. Everyone wants to be a better person. - hal 257

***
Athena. Yup! karena judulnya lah saya membeli buku ini tanpa mempertimbangkan blurb-nya, karena saya yakin bahwa buku ini mampu memukau saya seperti beberapa series STPC yang pernah saya baca sebelumnya. Tapi ternyata harapan semakin sirna saat membaca buku ini. 

Saya sangat menyukai Athena, apalagi tentang mitologi-mitologinya, dan berharap bisa ke sana suatu hari nanti. Saat pertama kali melihat buku ini saya berharap bahwa saya akan ‘ikut’ dalam ceritanya dan mampu menikmati Athena. Tapi ternyata tidak sama sekali.

Saya acungi jempol untuk pemilihan tempatnya, karena saya tidak pernah menemukan novel dengan setting di sana. Sebenarnya cara penulisannya rapi, dan saya sangat mengapresiasinya mengingat ini adalah debut pertama penulisnya. NAMUN, ada beberapa hal yang saya sayangi;
·      Seperti reviewer yang lain, saya juga merasa bahwa terlalu banyak kebetulan yang terjadi dalam cerita ini. Bahkan menurut saya, telah melebihi batas normal. Jika sekali atau dua kali mengalami kebetulan, itu masih wajar-wajar saja, tapi kebetulan ini malah berulang sampai beberapa kali. Misalnya tentang Widha yang selalu tak sengaja bertemu dengan Wafi.

·      Bukannya saya sok tahu atau bagaimana, tapi saya merasa jika di beberapa bagian, logika ceritanya tidak bisa dipahami oleh saya bahkan terasa aneh. Pertama, tentang insiden kecil di penginapan pada  pertemuan pertama Widhi dan Nathan. Saya bingung tentang kronologi pintu, membuat saya berpikir, ‘kok bisa?’. Kedua, pada bagian awal sudah diceritakan bahwa Widhi tahu Wafi sedang berada di Athena, bahkan gadis itu juga berniat menyusulnya. Tapi kenapa reaksi Widhi saat tidak sengaja bertemu Wafi di toko buku sangat syok sekali seolah ia tak pernah tahu bahwa Wafi juga ada di Athena? Bahkan dia berpura-pura tidak mengenali Wafi.

·      Saya merasa bingung untuk mengetahui fokus ceritanya. Karena saya merasa bahwa yang menjadi fokus ceritanya kurang kuat, sehingga membuat bingung. Apakah tentang Widhi yang menemui Wafi untuk menyelesaikan masa lalu mereka yang masih dianggap belum tuntas oleh Widhi, atau tentang Widhi yang akhirnya move on dari Wafi pada Nathan, atau tentang cerita tentang cinta segi empat? Yang bahkan Keira–kalau saya tidak salah menyebut nama–tidak pernah benar-benar muncul. 

·      Saya tidak menemukan penggunaan bahasa Athena, padahal saya berharap ada beberapa kosa kata baru untuk dapat saya ketahui.

Saya sering men-skip beberapa halaman saat membaca buku ini, berharap ingin cepat ke halaman terakhir. Namun nyatanya, saya memerlukan waktu yang sangat lama untuk menyelesaikannya, lebih dari satu bulan. Padahal estimasi awal ketika saya membeli buku ini, saya akan menyelesaikannya dalam satu hari.
Dengan berat hati, saya memberikan 2 bintang untuk buku ini.

Diikutkan dalam:
- IRRC 2014
- Young Adult Reading Challange 2014

2 comments:

  1. Saya belum baca novel ini liat rating di goodreads juga responnya kurang jadi ragu buat beli hehehe... visit back ya, Kak, salam kenal :)

    ReplyDelete
  2. Halloo deta :D aduh maaf saya msh gaptek soal blog, susah masukin reply hehe
    iya stpc yg ini kurang memuaskan. oke deh, nnti saya visit blog kamu hehe :)

    ReplyDelete