Penulis: Erlin Natawiria
Penerbit: GagasMedia, Cetakan Pertama, Desember 2013
Tebal: 284 halaman
ISBN: 978-979-780-671-2
Penerbit: GagasMedia, Cetakan Pertama, Desember 2013
Tebal: 284 halaman
ISBN: 978-979-780-671-2
Rating: 2/5
Pembaca tersayang,
Langkahkan kakimu ke kota sang dewi kebijaksanaan, Athena.
Dari penulis debut Gagasmedia, Erlin Natawiria, kita akan mengikuti Widha
mewujudkan impian masa kecilnya serta mendiang kakaknya yang kembar.
Satu insiden kecil di losmen mempertemukan Widha dengan
Nathan. Mereka menjadi rekan seperjalanan; menyusuri Agora, Plaka, lalu ikut
larut dalam keriaan sepasang pengantin baru di Rafina. Rasa bertumbuh seiring
kaki-kaki mereka melangkah, dan binar tepercik setiap kali keduanya berserobok
pandang.
Namun, di sebuah kios buku kuno di Monastiraki, Widha
melihat hantu masa lalunya. Seseorang yang tidak seharusnya hadir di kota
impiannya. Sosok yang gagal dia lupakan.
Setiap tempat punya cerita,
Setiap tempat punya cerita,
Di antara puing-puing kuil Parthenon, ada reruntuhan hati
yang siap dibangun kembali.
Salam,
Editor
Salam,
Editor
***
Widha,
seorang mahasiswa yang mengumpulkan semua uang beasiswa dan honornya sebagai
jurnalis agar dapat pergi ke Athena. Tempat yang ia idamkan sejak kecil, dan
untuk memenuhi mimpi mending kakak kembarnya.
Sebenarnya, Widha berangkat ke
Athena bukan hanya sekedar mewujudkan mimpi masa kecilnya, tapi juga untuk
menyelesaikan urusan masa lalunya yang belum tuntas. Masa lalu yang masih
membuat Widha merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, dan untuk menjawab
semua tanya yang ia pendam, Widha pun menyusulnya ke sana. Mencoba menghadapi hantu
yang selalu membayanginya itu sekali itu lagi. Menemui Wafi Raindra
Dinesha.
Sebuah
insiden kecil yang Widha alami di penginapan membuatnya bertemu dengan Nathan,
orang Australia yang sangat mahir berbahasa Indonesia. Mereka pun langsung akrab dan Nathan pun menjadi
partner traveling Widha untuk menjelajah Athena dan tempat-tempat lainnya
dengan syarat gadis itu akan mengajarkan Nathan memasak.
Hingga
suatu waktu, tanpa sengaja Widha kembali bertemu dengan Wafi–sosok hantu yang
selama ini terus membayanginya, sekaligus sosok yang ia cari,–tapi Widha selalu
menghindar. Hubungan Nathan dan Widha semakin dekat, mereka merasa nyaman satu
sama lain. Padahal tanpa mereka ketahui, mereka memiliki rahasia dan saling
terikat benang merah satu sama lain.
Everyone grows up. Everyone learns. Everyone wants to be a better person. - hal 257
***
Athena.
Yup! karena judulnya lah saya membeli buku ini tanpa mempertimbangkan
blurb-nya, karena saya yakin bahwa buku ini mampu memukau saya seperti beberapa
series STPC yang pernah saya baca sebelumnya.
Tapi ternyata harapan semakin sirna saat membaca buku ini.
Saya
sangat menyukai Athena, apalagi tentang mitologi-mitologinya, dan berharap bisa
ke sana suatu hari nanti. Saat pertama kali melihat buku ini saya berharap
bahwa saya akan ‘ikut’ dalam ceritanya dan mampu menikmati Athena. Tapi
ternyata tidak sama sekali.
Saya
acungi jempol untuk pemilihan tempatnya, karena saya tidak pernah menemukan
novel dengan setting di sana. Sebenarnya cara penulisannya rapi, dan saya
sangat mengapresiasinya mengingat ini adalah debut pertama penulisnya. NAMUN,
ada beberapa hal yang saya sayangi;
· Seperti reviewer yang lain, saya
juga merasa bahwa terlalu banyak kebetulan yang terjadi dalam cerita ini. Bahkan
menurut saya, telah melebihi batas normal. Jika sekali atau dua kali mengalami
kebetulan, itu masih wajar-wajar saja, tapi kebetulan ini malah berulang sampai
beberapa kali. Misalnya tentang Widha yang selalu tak sengaja bertemu dengan
Wafi.
· Bukannya saya sok tahu atau
bagaimana, tapi saya merasa jika di beberapa bagian, logika ceritanya tidak
bisa dipahami oleh saya bahkan terasa aneh. Pertama,
tentang insiden kecil di penginapan pada
pertemuan pertama Widhi dan Nathan. Saya bingung tentang kronologi
pintu, membuat saya berpikir, ‘kok bisa?’.
Kedua, pada bagian awal sudah
diceritakan bahwa Widhi tahu Wafi sedang berada di Athena, bahkan gadis itu
juga berniat menyusulnya. Tapi kenapa reaksi Widhi saat tidak sengaja bertemu
Wafi di toko buku sangat syok sekali seolah ia tak pernah tahu bahwa Wafi juga
ada di Athena? Bahkan dia berpura-pura tidak mengenali Wafi.
· Saya merasa bingung untuk mengetahui
fokus ceritanya. Karena saya merasa bahwa yang menjadi fokus ceritanya kurang
kuat, sehingga membuat bingung. Apakah tentang Widhi yang menemui Wafi untuk
menyelesaikan masa lalu mereka yang masih dianggap belum tuntas oleh Widhi,
atau tentang Widhi yang akhirnya move on
dari Wafi pada Nathan, atau tentang cerita tentang cinta segi empat? Yang bahkan
Keira–kalau saya tidak salah menyebut nama–tidak pernah benar-benar muncul.
· Saya tidak menemukan penggunaan
bahasa Athena, padahal saya berharap ada beberapa kosa kata baru untuk dapat
saya ketahui.
Saya sering men-skip
beberapa halaman saat membaca buku ini, berharap ingin cepat ke halaman
terakhir. Namun nyatanya, saya memerlukan waktu yang sangat lama untuk
menyelesaikannya, lebih dari satu bulan. Padahal estimasi awal ketika saya
membeli buku ini, saya akan menyelesaikannya dalam satu hari.
Dengan
berat hati, saya memberikan 2 bintang untuk buku ini.
Diikutkan dalam:
- IRRC 2014
- Young Adult Reading Challange 2014
Diikutkan dalam:
- IRRC 2014
- Young Adult Reading Challange 2014
Saya belum baca novel ini liat rating di goodreads juga responnya kurang jadi ragu buat beli hehehe... visit back ya, Kak, salam kenal :)
ReplyDeleteHalloo deta :D aduh maaf saya msh gaptek soal blog, susah masukin reply hehe
ReplyDeleteiya stpc yg ini kurang memuaskan. oke deh, nnti saya visit blog kamu hehe :)