Judul: The Miraculous Journey of Edward Tulane (Perjalanan
Ajaib Edward Tulane)
Penulis: Kate DiCamillo
Penerjemah: Dini Pandia
Ilustrator: Bagram Ibatoulline
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Cetakan ke-2, April
2014
ISBN: 978-979-22-2487-0
Rate: 4/5
Dahulu
kala, di rumah di Egypt Street, tinggallah kelinci porselen bernama Edward
Tulane. Kelinci itu sangat bangga pada dirinya sendiri, dan memang beralasan:
ia dimiliki anak perempuan bernama Abilene, yang memperlakukannya dengan penuh
kasih dan amat sangat menyayanginya.
Lalu.
Suatu hari, ia hilang.
Maka
dimulailah perjalanan luar biasa Edward Tulane: dari dasar laut kejala nelayan,
dari puncak gunung sampah ke dekat api unggun gelandangan, dari tempat tidur
anak yang sakit keras ke jalan-jalan kota Memphis. Dan selama perjalanannya itu
ia jadi tahu –bahwa hati yang paling rapuh sekalipun dapat belajar menyayangi,
kehilangan, dan menyayangi lagi.
***
Edward Tulane, boneka kelinci jangkung yang
seluruh bagian tubuhnya–lengan, kaki, tangan, kepala, badan, dan hidung–terbuat
dari porselen. Telinganya terbuat dari bulu kelinci asli, dan matanya dicat
berwarna biru yang tajam dan cerdas. Pemiliknya adalah Abilene Tulane–seorang
anak perempuan berumur 10 tahun–yang sangat menyayanginya, bahkan
memperlakukannya seolah-olah hidup. Hingga Abilene Tulane sering mendandaninya
dengan baju-baju bagus, lalu Edward didudukkan di sebuah kursi yang menghadap
jendela dengan sebuah jam bandul di dekatnya, sampai Abilene pulang sekolah.
Tidak hanya itu yang dilakukan oleh Abilene.
Gadis kecil itu selalu mengikutsertakan Edward saat makan bersama,
mengajaknya berbincang, hingga membaringkan Edward di tempat tidurnya. Tapi
kasih sayang yang diberikan oleh Abilene seolah tak terlihat oleh Edward. Ah,
lebih tepatnya Edward tidak pernah benar-benar memperhatikan sekitarnya. Apalagi
saat Abilene bercerita dan mengajaknya berbincang. Edward terlalu mengagumi
dirinya sendiri.
|
Suatu
malam, nenek Abilene menceritakan sebuah kisah pada Abilene. Sebuah kisah yang
berakhir tanpa ada yang bahagia. Seolah kisah yang dibawakannya belum cukup,
sebelum nenek Abilene pergi meninggalkan kamar Abilene, ia sempat membisikkan sesuatu
pada Edward, seolah-olah Edward mendengarkannya, "Kau mengecewakan aku".
Saat
keluarga Tulane melakukan perjalanan menuju Inggris, Abilene membawa serta
Edward lengkap dengan sekoper khusus pakaian untuk boneka kelinci porselen itu.
Namun saat di perjalanan Edward hilang terjatuh ke laut. Edward tenggelam
hingga ke dasar lautan, terendap di sana selama berbulan-bulan hingga badai
besar datang dan membuatnya terombang-ambing dan terhempas terus menerus oleh
ombak. Akhirnya Edward tersangkut di jaring ikan milik nelayan, dan saat itu
pula Edward dapat kembali melihat cahaya. Nasib baik masih berpihak padanya,
karena nelayan itu akhirnya menyelamatkannya dan membawanya pulang. Nelayan itu
dan istrinya sangat menyayangi Edward dan memperlakukannya seolah-oleh ia
adalah anak mereka. Hingga salah satu putri nelayan itu datang, dan akhirnya
membuat Edward terdampar di tempat pembuangan sampah.
Berpindah dari
tangan nelayan, akhirnya Edward dipungut dari atas pembuangan sampah oleh
seorang gelandangan. Membuatnya harus ikut berpindah-pindah dengan gelandangan
itu dan seekor anjing miliknya. Berkumpul dengan para gelandangan lain di depan
api unggun,hingga terlempar dari kereta.
Edward
digantung di tempat orang-orangan sawah, dan rela dipatuki oleh burung-burung
yang menyergap lading. Hingga ia diambil oleh seorang anak lelaki untuk adik
perempuannya yang sakit keras. Edward melihat saat-saat terakhir hingga anak perempuan
itu meninggal, saat anak laki-laki itu membawanya pergi ke kota dan membuat anggota
badannya menari-nari untuk mendapatkan uang. Hidup Edward berakhir saat
kepalanya dipecahkan seseorang, namun ternyata ia masih hidup karena diperbaiki
oleh seorang reparasi boneka. Dan karena itu pula, anak laki-laki itu harus melepaskan
Edward untuk reparasi boneka itu, karena itulah perjanjian yang ada diantara
mereka. Hingga akhirnya Edward berakhir di rak toko tukang reparasi boneka itu.
Melihat boneka yang berjejer di rak menghilang satu per satu setiap kali lonceng
pintu toko berdenting.
Tidak
ada yang dapat menebak waktu. Saat Edward mulai menyerah dan tak mau disayangi
lagi, saat itu pula lonceng pintu toko terbuka. Apakah Edward kembali menemukan
jalan untuk pulang? Silahkan membacanya sendiri :)
Adakah pencinta drama
Korea? Jika ada, pasti sudah tak asing dengan drama You Who Came From The
Stars yang dibintangi oleh Kim Soo
Hyun. Dimana di salah satu scene-nya,
Kim Soo Hyun sedang membaca buku ini :D
Oke, lanjut ke bagian
inti.
Saya sangat menyukai
buku ini. Cerita yang disuguhkan mengandung banyak nilai yang dapat dijadikan
pelajaran. Apalagi dengan beberapa ilustrasi yang ada, membuat saya semakin
jatuh hati dengan buku ini. Membuat
pembacanya mengerti apa arti jalan-untuk-pulang. Membuat kita ingin belajar untuk
menyayangi setulus hati.
Buku ini seolah
menggambarkan fase-fase setiap emosi yang dirasakan oleh manusia, yang
digambarkan pula dalam sosok Edward Tulane. Membuat cerita yang disuguhkan
tidak terlalu rumit.
4 bintang!!!
No comments:
Post a Comment