Pages

Thursday, August 14, 2014

[Book Review #20] The Miraculous Journey of Edward Tulane



Judul: The Miraculous Journey of Edward Tulane (Perjalanan Ajaib Edward Tulane)
Penulis: Kate DiCamillo
Penerjemah: Dini Pandia
Ilustrator: Bagram Ibatoulline
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Cetakan ke-2, April 2014
ISBN: 978-979-22-2487-0
Rate: 4/5

Dahulu kala, di rumah di Egypt Street, tinggallah kelinci porselen bernama Edward Tulane. Kelinci itu sangat bangga pada dirinya sendiri, dan memang beralasan: ia dimiliki anak perempuan bernama Abilene, yang memperlakukannya dengan penuh kasih dan amat sangat menyayanginya.
Lalu. Suatu hari, ia hilang.
Maka dimulailah perjalanan luar biasa Edward Tulane: dari dasar laut kejala nelayan, dari puncak gunung sampah ke dekat api unggun gelandangan, dari tempat tidur anak yang sakit keras ke jalan-jalan kota Memphis. Dan selama perjalanannya itu ia jadi tahu –bahwa hati yang paling rapuh sekalipun dapat belajar menyayangi, kehilangan, dan menyayangi lagi.

***

Edward Tulane, boneka kelinci jangkung yang seluruh bagian tubuhnya–lengan, kaki, tangan, kepala, badan, dan hidung–terbuat dari porselen. Telinganya terbuat dari bulu kelinci asli, dan matanya dicat berwarna biru yang tajam dan cerdas. Pemiliknya adalah Abilene Tulane–seorang anak perempuan berumur 10 tahun–yang sangat menyayanginya, bahkan memperlakukannya seolah-olah hidup. Hingga Abilene Tulane sering mendandaninya dengan baju-baju bagus, lalu Edward didudukkan di sebuah kursi yang menghadap jendela dengan sebuah jam bandul di dekatnya, sampai Abilene pulang sekolah. 




Tidak hanya itu yang dilakukan oleh Abilene. Gadis kecil itu selalu mengikutsertakan Edward saat makan bersama, mengajaknya berbincang, hingga membaringkan Edward di tempat tidurnya. Tapi kasih sayang yang diberikan oleh Abilene seolah tak terlihat oleh Edward. Ah, lebih tepatnya Edward tidak pernah benar-benar memperhatikan sekitarnya. Apalagi saat Abilene bercerita dan mengajaknya berbincang. Edward terlalu mengagumi dirinya sendiri. 

Suatu malam, nenek Abilene menceritakan sebuah kisah pada Abilene. Sebuah kisah yang berakhir tanpa ada yang bahagia. Seolah kisah yang dibawakannya belum cukup, sebelum nenek Abilene pergi meninggalkan kamar Abilene, ia sempat membisikkan sesuatu pada Edward, seolah-olah Edward mendengarkannya, "Kau mengecewakan aku".
Saat keluarga Tulane melakukan perjalanan menuju Inggris, Abilene membawa serta Edward lengkap dengan sekoper khusus pakaian untuk boneka kelinci porselen itu. Namun saat di perjalanan Edward hilang terjatuh ke laut. Edward tenggelam hingga ke dasar lautan, terendap di sana selama berbulan-bulan hingga badai besar datang dan membuatnya terombang-ambing dan terhempas terus menerus oleh ombak. Akhirnya Edward tersangkut di jaring ikan milik nelayan, dan saat itu pula Edward dapat kembali melihat cahaya. Nasib baik masih berpihak padanya, karena nelayan itu akhirnya menyelamatkannya dan membawanya pulang. Nelayan itu dan istrinya sangat menyayangi Edward dan memperlakukannya seolah-oleh ia adalah anak mereka. Hingga salah satu putri nelayan itu datang, dan akhirnya membuat Edward terdampar di tempat pembuangan sampah. 


Berpindah dari tangan nelayan, akhirnya Edward dipungut dari atas pembuangan sampah oleh seorang gelandangan. Membuatnya harus ikut berpindah-pindah dengan gelandangan itu dan seekor anjing miliknya. Berkumpul dengan para gelandangan lain di depan api unggun,hingga terlempar dari kereta.


Edward digantung di tempat orang-orangan sawah, dan rela dipatuki oleh burung-burung yang menyergap lading. Hingga ia diambil oleh seorang anak lelaki untuk adik perempuannya yang sakit keras. Edward melihat saat-saat terakhir hingga anak perempuan itu meninggal, saat anak laki-laki itu membawanya pergi ke kota dan membuat anggota badannya menari-nari untuk mendapatkan uang. Hidup Edward berakhir saat kepalanya dipecahkan seseorang, namun ternyata ia masih hidup karena diperbaiki oleh seorang reparasi boneka. Dan karena itu pula, anak laki-laki itu harus melepaskan Edward untuk reparasi boneka itu, karena itulah perjanjian yang ada diantara mereka. Hingga akhirnya Edward berakhir di rak toko tukang reparasi boneka itu. Melihat boneka yang berjejer di rak menghilang satu per satu setiap kali lonceng pintu toko berdenting.  
Tidak ada yang dapat menebak waktu. Saat Edward mulai menyerah dan tak mau disayangi lagi, saat itu pula lonceng pintu toko terbuka. Apakah Edward kembali menemukan jalan untuk pulang? Silahkan membacanya sendiri :)

Adakah pencinta drama Korea? Jika ada, pasti sudah tak asing dengan drama You Who Came From The Stars yang dibintangi oleh Kim Soo Hyun. Dimana di salah satu scene-nya, Kim Soo Hyun sedang membaca buku ini :D
Oke, lanjut ke bagian inti.
Saya sangat menyukai buku ini. Cerita yang disuguhkan mengandung banyak nilai yang dapat dijadikan pelajaran. Apalagi dengan beberapa ilustrasi yang ada, membuat saya semakin jatuh hati dengan buku ini.  Membuat pembacanya mengerti apa arti jalan-untuk-pulang. Membuat kita ingin belajar untuk menyayangi setulus hati.
Buku ini seolah menggambarkan fase-fase setiap emosi yang dirasakan oleh manusia, yang digambarkan pula dalam sosok Edward Tulane. Membuat cerita yang disuguhkan tidak terlalu rumit.
4 bintang!!!










No comments:

Post a Comment