Pages

Monday, August 18, 2014

[Book Review #23] The Chocolate Kiss



Penulis: Laura Florand
Penerjemah: Veronica Sri Utami
Penerbit: Bentang Pustaka
Tebal: 456 halaman
ISBN: 6027888482
ISBN-13: 9786027888487
Harga: Rp 69.000,-           
Rate: 4/5              

Selamat datang di La Maison des Sorcieres. Kedai teh yang sangat terkenal di pulau Ile Saint-Louis, Paris. Bersama kedua bibi tercinta, di sinilah aku–Magalie Chaudron, tinggal untuk membesarkan kedai yang sangat mengesankan ini. 

Tapi semua kacau ketika Philippe Lyonnais–chef pastry terkenal di Paris, membuka toko cabangnya di dekat kedaiku. Dengan (sok) polosnya, ia tidak tahu bahwa ia telah melanggar teritori dan merebut pelanggan-pelangganku? Dan ditambah lagi lagaknya yang sombong, meremehkan semua resep menu spesial buatanku. Aarrgh .... Mungkin ini saatnya bendera perang kukibarkan.

***

Magalie Chaudron bersama kedua bibinya mengelola sebuah kedai teh kecil bernama La Maison des Sorcieres di Pulau ile Saint-Louis, tepat di jantung kota Paris. Berbeda dengan kedai teh lain, kedai teh Magalie mengusung tema penyihir dan cukup terkenal di kalangan masyarakat. Selain nuansa kedai yang berbeda, masih ada hal lain yang mampu menarik minat karena Magalie dan kedua bibinya selalu merapal “mantra” saat membuat minuman bagi para pelanggannya.

Eiit, tapi mantra yang dirapalkan oleh Magalie dan bibinya sebenarnya adalah doa dan harapan bagi para pelanggan mereka–tergantung karakteristik setiap pelanggan. Kedamaian kedai the La Maison des Sorcieres lenyap seketika saat Philippe Lyonnais muncul.
Philippe merupakan seorang pastry chef, dimana macaron buatannya dianggap terlezat di dunia, dan dia telah memutuskan untuk membuka toko cabang miliknya tak jauh dari La Maison des Sorcieres. Tentu saja Magalie menganggap keberadaan toko milik Philippe sebagai ancaman bagi usaha kedai tehnya. Kejengkelan Magalie semakin bertambah saat menghadapi kesombongan Philippe, belum lagi dengan rasa percaya diri tinggi yang dimiliki pria itu.

Philippe Lyonnais. Siapa yang tidak mengenal nama itu? Nama yang menggemparkan dunia bahkan para food blogger dan kritikus kuliner selalu menilai baik semua hasil hidangannya. Dengan ketenaran yang melekat pada diri Philippe, tidak aneh jika para perempuan sangat menggilainya. Namun tidak bagi Magalie. Wanita itu malah menunjukkan sikap permusuhan secara terang-terangan pada Philippe. Karena apa? Karena kedai miliknya langsung sepi saat hari pertama toko Philippe dibuka!

Dengan begitu, dimulailah misi saling menakhlukkan satu sama lain. Magalie dengan cara menyuguhkan chocolate chaud terbaik buatannya untuk Philippe, sedangkan Phillipe mengerahkan segala kemampuannya untuk membuat macaron terlezat yang akan diberikan pada Magalie. Tapi mereka terlalu gengsi untuk saling mencicipi hidangan masing-masing. Harga diri Philippe terluka saat Magalie menolak macaron buatannya. Magalie seolah mencoreng wajah Philippe karena belum pernah ada yang menolak macaron buatan pria itu. Tapi walaupun begitu, Magalie tidak tahu jika Philippe sudah tahu rasa chocolate chaud buatannya. 
***
Macaron!!! Mmm… yummy!!! Saya suka banget sama macaron :9 apalagi kalau sama coklat hangat mmm


Saya kembali jatuh hati pada seri coklat ini, dan The Chocolate Kiss merupaka seri ke-2 dari keseluruhan seri yang ada. Walaupun ini merupakan novel berseri, tapi pembaca masih bisa menikmati novel ini walaupun tidak membaca seri sebelum dan setelahnya.

Cara penulis mendeskripsikan tiap-tiap tempat secara detail membuat saya terpesona. Plot yang mengalir mampu membuat saya seolah ikut bersama mereka, menikmati suasana Paris.
Selain itu,  karakter Philippe dan Magalie sangat kuat. Membuat saya mengenal sifat mereka, dan saya sangat suka saat keduanya berinteraksi xD

Selain cara penggambaran karakter Philippe dan Magalie, Laura pun sangat mahir membuat karakter-karakter tokoh pendukung lainnya. Seperti karakter kedua bibi Magalie yang memorable walaupun mereka tidak sering muncul. Ditambah dengan istilah-istilah apalah itu yang saya tidak mengerti kuliner yang bertebaran di sepanjang cerita, dan untungnya ada catatan kaki yang diberikan :) Walaupun alur novel ini sangat lambat, tapi itu semua tertebus dengan cerita yang disajikan.

4 bintang!!!

No comments:

Post a Comment