Pages

Friday, August 29, 2014

[Book Review #26] Interlude: Selalu Ada Jeda Untuk Bahagia

 
Penulis: Windry Ramadhina
Penerbit: GagasMedia, Cetakan Pertama, 2014
Tebal: 372 halaman
ISBN (10): 979–780–722–3
Harga: Rp 58.000,-
Rating: 5/5
Hanna,
listen.
Don’t cry, don’t cry.
The world is envy.
You’re too perfect
and she hates it.

Aku tahu kau menyembunyikan luka di senyummu yang retak.       
      Kemarilah, aku akan menjagamu,  
asalkan kau mau mengulurkan tanganmu.

“Waktu tidak berputar ulang. Apa yang sudah hilang, tidak akan kembali. Dan, aku sudah hilang.”             Aku ingat kata-katamu itu, masih terpatri di benakku.

Aku tidak selamanya berengsek. 
 Bisakah kau memercayaiku, sekali lagi?
Kilat rasa tak percaya dalam matamu, 
 membuatku tiba-tiba meragukan diriku sendiri.
Tapi, sungguh, aku mencintaimu, 
 merindukan manis bibirmu.

Apa lagi yang harus kulakukan agar kau percaya? 
 Kenapa masih saja senyum retakmu yang kudapati?

Hanna, kau dengarkah suara itu? 
 Hatiku baru saja patah…

***

Hanna, seorang mahasiswa jurnalistik yang kini selalu terlihat gugup dan ketakutan setiap kali bertemu dengan laki-laki. Itu semua karena trauma yang dimilikinya, trauma yang membuatnya selama satu tahun belakangan ini selalu mengunjungi Miss Lorraine–terapis Hanna. 

Akibat kejadian pahit yang dialaminya, Hanna mengambil cuti kuliah selama setahun dan kembali tinggal bersama orangtuanya. Membuatnya semakin menarik diri dari dunia luar, bahkan membuat jarak dengan ibunya. Hanna tidak membenci ibunya, dia hanya tidak tahan menghadapi kekhawatiran ibunya. Karena itu, Hanna memutuskan untuk kembali indekos di tempatnya yang dulu, dan memutuskan untuk kembali masuk kuliah setelah menguatkan hatinya untuk menghadapi teman-teman satu kampusnya.

Sekuat apapun Hanna berusaha menguatkan hatinya selama satu tahun, tapi ia tetap saja merasa takut saat bertemu dengan teman sekampusnya. Hanna tidak tahan dengan tatapan-tapan sinis mereka yang terus bergunjing tentangnya.


Di satu sore, saat Hanna menikmati senja di atap apartemen tempatnya indekos, dia bertemu dengan Kai Risjad, seorang gitaris handal dan seorang playboy. Hanna mengenali permainan gitar yang dibawakan Kai, petikan gitar yang sama persis dengan yang terekam dari alat perekam yang selalu Hanna bawa kemana-mana. Ya, Hanna selalu membawa alat perekam kemana pun ia pergi, merekam suara-suara yang ada di sekelilingnya.

Kai tercatat sebagai mahasiswa jurusan hukum di Universitas Indonesia dengan nilai yang selalu sempurna. Tapi Kai sama seperti Hanna, dia mengambil cuti kuliah. Kai seolah tidak mempedulikan masa depannya lagi, yang ia lakukan hanya menulis lagu, bermain gitar, dan main perempuan. Wajah tampan Kai selalu mampu membuat para perempuan tergila-gila padanya, membuat Kai dengan mudahnya mendapatkan mangsa. Awalnya Kai tidak seperti ini, dia berubah sejak keluarganya tidak harmonis lagi.

Kai bergabung dengan Gitta dan Jun dalam sebuah band beraliran jazz pop. Siapa yang menyangka jika Gitta juga pernah terjebak dalam rayuan Kai, namun kini mereka bergabung dalam satu band, band dimana Jun dan Gitta memiliki ambisi yang sama dalam musik.

Saat Kai bertemu dengan Hanna yang  terlihat selalu gugup dan menundukkan wajahnya saat mereka bertemu, Kai pikir Hanna sama seperti perempuan-perempuan lain yang selama ini ia temui, pura-pura terlihat polos dan jual mahal padahal mereka bersedia saat diajak ke tempat tidur.

Gitta, teman satu band Kai yang juga teman satu kampus Hanna, mengancam agar Kai tidak mendekati dan berbuat macam-macam pada Hanna. Tingkah Gitta ini membuat Kai heran, karena biasanya Gitta tidak ikut campur urusan Kai dengan gadis mana pun. Namun peringatan Gitta hanya dianggap angin lalu oleh Kai, karena laki-laki itu terus mendekati Hanna dan menciumnya. Tapi reaksi Hanna membuat Kai terkejut.

Seolah belum habis ketidak-masuk-akalan yang dilami Kai, Gitta mencarinya dan melabraknya habis-habisan karena Kai telah melukai Hanna. Akhirnya Gitta memberitahu Kai akan peristiwa kelam yang dialami Hanna, Hanna diperkosa. Kenyataan yang membuat Kai memaki dirinya sendiri dan benar-benar menyesal.
Karena perbuatan Kai, usaha yang dilakukan Hanna selama ini untuk mengubur ingatan kelamnya dan mengenyahkan mimpi buruk yang selalu dialaminya setiap malam hancur. Baru dua bulan terakhir Hanna bisa tidur terlelap tanpa bermimpi buruk, tapi karena perbuatan Kai dia kembali mengingat peristiwa itu.

Karena rasa bersalah yang dirasakan oleh Kai, laki-laki itu menemui Hanna. Meminta maaf atas perbuatannya pada Hanna, dan dia meminta agar Hanna kembali memberikan kepercayaannya lagi. Karena Kai Risjad, telah mencintai Hanna tanpa harus tidur sekali atau duakali dengannya.

“Aku tidak selamanya berengsek. Bisakah kau memercayaiku, sekali lagi?”

***

Interlude. Pertama kali melihat novel ini, saya langsung tertarik dengan cover-nya yang berwarna iru laut sangat cantik :D ditambah dengan sinopsisnya yang berhasil memikat hati saya.

Sebenarnya saya baru mengenal Windry Ramadhina saat membaca buku serial STPC London. Jika di novel London, Windry menggunakan sudut pandang dari tokoh pria, maka kali ini Windry menggunakan sudut pandang orang ketiga.

Saya jatuh cinta pada novel ini!!! Cara Windry meramu novel ini membuat saya terkagum-kagum. Pasalnya, selain kisah antara Hanna dan Kai yang membuat saya jatuh hati, Windry juga mampu membuat tokoh lain seperti Gitta dan Jun benar-benar terasa hidup, bukan cuma sekedar tempelan saja. Kisah Gitta dan Jun juga membuat saya merasa gregetan, mereka saling menyukai tapi terhalang oleh ambisi Gitta, padahal Gitta juga sering dianiaya oleh pecarnya yang merupakan seorang pemain drum.

Peristiwa kelam yang dilalui Hanna sangat sensitive. Tapi Windry mampu menggambarkan kondisi Hanna dengan sangat baik, karena saya rasa menggambarkan tokoh korban perkosaan sangat tidak mudah. Di novel ini saya mampu merasakan apa yang dirasakan oleh Hanna.

Plot dalam novel ini sangat rapi. Alurnya maju, peristiwa yang dialami Hanna pun hanya digambarkan sedikit-sedikit. Walaupun saya sangat menyukai kisah Hanna dan Kai, tapi Kai tidak terlalu mampu membuat saya tergila-gila LOL :p saya sangat menyukai sosok Jun!!! >< jika kalian membaca novel ini, kalian juga pasti akan tahu alasan saya menyukainya :D Saya rasa Jun merupakan sosok menantu idaman hehe

Saya menemukan beberapa typo diawal-awal novel ini, tapi yaaa itu tidak mengurangi kesenangan saya saat membaca novel ini. Selain itu, saya sangat senang sama novel ini karena walaupun bergenre romance, tapi tidak berlebihan hingga membuat saya muntah.

5 bintang!!!

 Daaaan saya nemu sketsa tokoh-tokoh Interlude yang saya lihat di blog mba Windry :D


                                                                              Jun

                                                                             Gitta
                                                                           
                                                                               Kai

                                                                             Hanna



Diikutkan dalam:
-       IRRC 2014
-       Young Adult RC 2014

No comments:

Post a Comment