Penulis: Windry Ramadhina
Penerbit: GagasMedia, Cetakan Pertama, 2014
Tebal: 372 halaman
ISBN (10): 979–780–722–3
Harga: Rp 58.000,-
Rating:
5/5
Hanna,
listen.
Don’t cry, don’t cry.
The world is envy.
You’re too perfect
and she hates it.
Aku tahu kau menyembunyikan luka di senyummu yang retak.
Kemarilah,
aku akan menjagamu,
asalkan kau mau mengulurkan tanganmu.
“Waktu tidak berputar ulang. Apa yang sudah hilang, tidak
akan kembali. Dan, aku sudah hilang.” Aku ingat kata-katamu itu, masih terpatri di benakku.
Aku tidak selamanya berengsek.
Bisakah
kau memercayaiku, sekali lagi?
Kilat rasa tak percaya dalam matamu,
membuatku tiba-tiba meragukan diriku sendiri.
Tapi,
sungguh, aku mencintaimu,
merindukan manis bibirmu.
Apa lagi yang harus kulakukan agar kau percaya?
Kenapa masih saja senyum retakmu yang kudapati?
Hanna, kau dengarkah
suara itu?
Hatiku baru saja patah…
***
Hanna, seorang
mahasiswa jurnalistik yang kini selalu terlihat gugup dan ketakutan setiap kali
bertemu dengan laki-laki. Itu semua karena trauma yang dimilikinya, trauma yang
membuatnya selama satu tahun belakangan ini selalu mengunjungi Miss
Lorraine–terapis Hanna.
Akibat kejadian
pahit yang dialaminya, Hanna mengambil cuti kuliah selama setahun dan kembali
tinggal bersama orangtuanya. Membuatnya semakin menarik diri dari dunia luar,
bahkan membuat jarak dengan ibunya. Hanna tidak membenci ibunya, dia hanya
tidak tahan menghadapi kekhawatiran ibunya. Karena itu, Hanna memutuskan untuk
kembali indekos di tempatnya yang dulu, dan memutuskan untuk kembali masuk
kuliah setelah menguatkan hatinya untuk menghadapi teman-teman satu kampusnya.
Sekuat apapun
Hanna berusaha menguatkan hatinya selama satu tahun, tapi ia tetap saja merasa
takut saat bertemu dengan teman sekampusnya. Hanna tidak tahan dengan
tatapan-tapan sinis mereka yang terus bergunjing tentangnya.
Di satu sore,
saat Hanna menikmati senja di atap apartemen tempatnya indekos, dia bertemu
dengan Kai Risjad, seorang gitaris handal dan seorang playboy. Hanna mengenali
permainan gitar yang dibawakan Kai, petikan gitar yang sama persis dengan yang
terekam dari alat perekam yang selalu Hanna bawa kemana-mana. Ya, Hanna selalu
membawa alat perekam kemana pun ia pergi, merekam suara-suara yang ada di
sekelilingnya.
Kai tercatat
sebagai mahasiswa jurusan hukum di Universitas Indonesia dengan nilai yang
selalu sempurna. Tapi Kai sama seperti Hanna, dia mengambil cuti kuliah. Kai
seolah tidak mempedulikan masa depannya lagi, yang ia lakukan hanya menulis
lagu, bermain gitar, dan main perempuan. Wajah tampan Kai selalu mampu membuat
para perempuan tergila-gila padanya, membuat Kai dengan mudahnya mendapatkan
mangsa. Awalnya Kai tidak seperti ini, dia berubah sejak keluarganya tidak
harmonis lagi.
Kai bergabung
dengan Gitta dan Jun dalam sebuah band beraliran jazz pop. Siapa yang menyangka
jika Gitta juga pernah terjebak dalam rayuan Kai, namun kini mereka bergabung
dalam satu band, band dimana Jun dan Gitta memiliki ambisi yang sama dalam
musik.
Saat Kai bertemu
dengan Hanna yang terlihat selalu gugup
dan menundukkan wajahnya saat mereka bertemu, Kai pikir Hanna sama seperti
perempuan-perempuan lain yang selama ini ia temui, pura-pura terlihat polos dan
jual mahal padahal mereka bersedia saat diajak ke tempat tidur.
Gitta, teman satu
band Kai yang juga teman satu kampus Hanna, mengancam agar Kai tidak mendekati
dan berbuat macam-macam pada Hanna. Tingkah Gitta ini membuat Kai heran, karena
biasanya Gitta tidak ikut campur urusan Kai dengan gadis mana pun. Namun
peringatan Gitta hanya dianggap angin lalu oleh Kai, karena laki-laki itu terus
mendekati Hanna dan menciumnya. Tapi reaksi Hanna membuat Kai terkejut.
Seolah belum
habis ketidak-masuk-akalan yang dilami Kai, Gitta mencarinya dan melabraknya
habis-habisan karena Kai telah melukai Hanna. Akhirnya Gitta memberitahu Kai
akan peristiwa kelam yang dialami Hanna, Hanna diperkosa. Kenyataan yang
membuat Kai memaki dirinya sendiri dan benar-benar menyesal.
Karena perbuatan
Kai, usaha yang dilakukan Hanna selama ini untuk mengubur ingatan kelamnya dan
mengenyahkan mimpi buruk yang selalu dialaminya setiap malam hancur. Baru dua
bulan terakhir Hanna bisa tidur terlelap tanpa bermimpi buruk, tapi karena
perbuatan Kai dia kembali mengingat peristiwa itu.
Karena rasa
bersalah yang dirasakan oleh Kai, laki-laki itu menemui Hanna. Meminta maaf
atas perbuatannya pada Hanna, dan dia meminta agar Hanna kembali memberikan
kepercayaannya lagi. Karena Kai Risjad, telah mencintai Hanna tanpa harus tidur
sekali atau duakali dengannya.
“Aku tidak selamanya berengsek.
Bisakah kau memercayaiku, sekali lagi?”
***
Interlude.
Pertama kali melihat novel ini, saya langsung tertarik dengan cover-nya yang
berwarna iru laut sangat cantik :D ditambah dengan sinopsisnya yang berhasil
memikat hati saya.
Sebenarnya saya
baru mengenal Windry Ramadhina saat membaca buku serial STPC London. Jika di
novel London, Windry menggunakan sudut pandang dari tokoh pria, maka kali ini
Windry menggunakan sudut pandang orang ketiga.
Saya jatuh cinta
pada novel ini!!! Cara Windry meramu novel ini membuat saya terkagum-kagum.
Pasalnya, selain kisah antara Hanna dan Kai yang membuat saya jatuh hati,
Windry juga mampu membuat tokoh lain seperti Gitta dan Jun benar-benar terasa
hidup, bukan cuma sekedar tempelan saja. Kisah Gitta dan Jun juga membuat saya
merasa gregetan, mereka saling menyukai tapi terhalang oleh ambisi Gitta, padahal
Gitta juga sering dianiaya oleh pecarnya yang merupakan seorang pemain drum.
Peristiwa kelam
yang dilalui Hanna sangat sensitive. Tapi Windry mampu menggambarkan kondisi
Hanna dengan sangat baik, karena saya rasa menggambarkan tokoh korban perkosaan
sangat tidak mudah. Di novel ini saya mampu merasakan apa yang dirasakan oleh
Hanna.
Plot dalam novel
ini sangat rapi. Alurnya maju, peristiwa yang dialami Hanna pun hanya
digambarkan sedikit-sedikit. Walaupun saya
sangat menyukai kisah Hanna dan Kai, tapi Kai tidak terlalu mampu membuat saya
tergila-gila LOL :p saya sangat menyukai sosok Jun!!! >< jika kalian
membaca novel ini, kalian juga pasti akan tahu alasan saya menyukainya :D Saya
rasa Jun merupakan sosok menantu idaman hehe
Saya menemukan
beberapa typo diawal-awal novel ini, tapi yaaa itu tidak mengurangi kesenangan
saya saat membaca novel ini. Selain itu, saya sangat senang sama novel ini
karena walaupun bergenre romance, tapi tidak berlebihan hingga membuat saya
muntah.
5 bintang!!!
Daaaan saya nemu sketsa tokoh-tokoh Interlude yang saya
lihat di blog mba Windry :D
Jun
Gitta
Kai
Hanna
Diikutkan dalam:
-
IRRC 2014
-
Young Adult RC 2014
No comments:
Post a Comment