Penulis: Ilana Tan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 272 halaman
ISBN: 9792230300
Rating: 4/5
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 272 halaman
ISBN: 9792230300
Rating: 4/5
Tara Dupont menyukai Paris dan musim
gugur. Ia mengira sudah memiliki segalanya dalam hidup… sampai ia bertemu
Tatsuya Fujisawa yang susah ditebak dan selalu membangkitkan rasa penasarannya
sejak awal.
Tatsuya Fujisawa benci Paris dan
musim gugur. Ia datang ke Paris untuk mencari orang yang menghancurkan
hidupnya. Namun ia tidak menduga akan terpesona pada Tara Dupont, gadis yang
cerewet tapi bisa menenangkan jiwa dan pikirannya… juga mengubah dunianya.
Tara maupun Tatsuya sama sekali
tidak menyadari benang yang menghubungkan mereka dengan masa lalu, adanya
rahasia yang menghancurkan segala harapan, perasaan, dan keyakinan. Ketika
kebenaran terungkap, tersingkap pula arti putus asa… arti tak berdaya…
Kenyataan juga begitu menyakitkan
hingga mendorong salah satu dari mereka ingin mengakhiri hidup...
Seandainya masih ada harapan–sekecil apa pun –untuk
mengubah kenyataan, ia bersedia menggantungkan seluruh hidupnya pada harapan
itu…
***
Tara Dupont, gadis blasteran
Perancis-Indonesia yang sangat menyukai musim gugur. Tara bekerja sebagai
seorang penyiar radio dan tinggal di Perancis bersama dengan ayahnya, Jean
Daniel Dupont. Suatu waktu Sebastian Giraudeau, memperkenalkannya dengan
Tatsuya Fujisawa, seorang arsitek muda dari Jepang yang merupakan rekan kerja
dalam proyek milik ayah Sebastian.
Tatsuya Fujisawa merupakan pria Jepang yang
sangat membenci musim gugur. Dia pergi ke Perancis dalam rangka pekerjaannya,
sekaligus mencari kekasih pertama ibunya. Tatsuya sudah jatuh hati pada Tara
sejak mereka pertama kali bertemu di bandara, dan tanpa sengaja diperkenalkan
oleh Sebastian. Begitu juga Tara, walaupun ia tidak ingat apakah ia pernah
bertemu Tatsuya di bandara, tapi satu hal yang pasti… dia menyukai Tatsuya
sejak dikenalkan oleh Sebastian.
Tatsuya dan Tara semakin dekat. Mereka sering
menghabiskan waktu di suatu tempat, berbagi cerita dan saling mengikat satu
sama lain tanpa mereka sadari. Tara sering menemani Tatsuya berkeliling kota
Paris, menjadi pemandu wisata pria itu. Walaupun Tatsuya sudah sering ke Paris
untuk urusan pekerjaan, pria itu ama sekali tidak pernah mengunjungi
tempat-tempat indah dan bersejarah di sana.
Alasan Tatsuya membenci musim gugur adalah
karena ibunya meninggal dunia di saat musim gugur. Ibunya menitipkan sebuah
surat untuk cinta pertama ibunya pada Tatsuya, dan meminta anak lelakinya itu
untuk mencari cinta pertamanya dan menyerahkan surat yang ia titipkan. Surat
yang mengatakan bahwa Tatsuya anak mereka.
Rahasia milik ibu-nya yang selama ini Tatsuya
telusuri akhirnya menemukan titik terang. Membawanya pada pahitnya kehidupan
yang harus ia hadapi. Membuat apa yang terjadi selama di Paris seolah menjadi
sayatan beracun untuknya, membuat Tatsuya memutuskan untuk kembali ke Jepang.
Berharap jika kehidupannya akan kembali
normal.
***
Hatinya sakit sekali ketika memeluk Tara, tapi jauh lebih sakit ketika ia melepaskan pelukannya. Tidak apa-apa… Saat ia meninggalkan Paris, hatinya tidak akan sakit lagi. Ia yakin itu. Karena pada saat itu, hatinya juga akan mati. Tidak akan merasakan apa-apa lagi.–Page 106
Ngga terlalu spoiler banget, kan ya? Atau malah spoiler banget? Maafkan yaa kalau begitu
L Oke, siap-siap tisu yaa kalau mau
baca novel ini. Jujur, ini novel Ilana Tan yang paling membuat saya harus
menetapkan hati mantap-mantap untuk membacanya, karena apa? Karena baru
beberapa bab saja saya membacanya, saya sudah tidak kuat dengan apa yang
menanti di depan. Setelah mengendapkan novel ini selama dua bulan, saya
akhirnya membuladkan tekad untuk menuntaskannya sampai halaman terakhir.
Ilana Tan sukses menggambarkan emosi yang pada
setiap tokohnya dengan sangat detail, membuat saya ikut merasakan apa yang
mereka rasakan. Saya sangat suka dengan karakter Tara di sini, cerewet dan
ceria. Romansa antara Tara dan Tatsuya terasa begitu romantis, apalagi saat
Tatsuya menelpon pada jam siaran Tara dan mengaku dengan identitas lain (maaf
saya lupa namanya).
Saya sangat menyukai penggambaran
tempat-tempat di Paris, apalagi ada beberapa kalimat yang menggunakan bahasa
Perancis, membuat pengetahuan saya bertambah :D Pokoknya saya sangat menyukai
kebersamaan mereka. Walaupun pada awalnya cerita-cerita dalam novel ini terasa
sweet, tapi lama-kelamaan membuat saya tegang, dan ujung-ujungnya membuat saya
menghabiskan tisu. Ah, bertempat di Paris dan menyedihkan, saya bisa mengetahui
bagaimana perasaan hancur mereka berdua :’
Sepanjang membaca novel ini saya memang
menemukan beberapa typo, tapi bagi saya itu tidak masalah karena saya sudah
terlanjur fokus pada ceritanya. Novel ini memang mampu menguras emosi, tapi
walaupun begitu novel ini juga recommended
untuk dibaca :)
Saya jadi teringat sesuatu, bahwa musim gugur
itu membawa cerita memilukan bagi sebagian orang. (ini sih yang biasanya saya
angkat kalau lagi bikin fanfiction
hehehe :P
4
bintang untuk cinta yang tak terganti!!!
“Sekarang… Saat ini saja… Untuk beberapa detik
saja… aku ingin bersikap egois. Aku ingin melupakan semua orang,
mengabaikan dunia, dan melupakan asal-usul
serta latar belakangku. Tanpa beban, tuntutan,
atau harapan, aku ingin mengaku.
Aku
mencintainya.” –Page 107
“Berjanjilah
padaku kau akan baik-baik saja,” katanya. –Page 106
Diikutkan dalam:
- IRRC 2014
- Young Adult RC 2014
No comments:
Post a Comment