Penulis: Kireina Enno
Penerbit: Bukune
Tebal: 266 Halaman
ISBN: 602-220-090-3
Rating:
3,5/5
Tadinya, musim panas selalu muram.
Lalu, dia datang dengan senyumnya yang indah.
ketika waktu mendamba detik-detik yang hangat dari matanya. Entah bagaimana, hati Katya begitu dingin ketika menepis uluran tangan dari laki-laki itu.
Kesepian pun menghantamnya.
Sepanjang La Rambla, angin menepi.
Sayap-sayapnya membawa Katya menari di antara pilar-pilar Gothic Quarter yang sunyi.
Membangkitkan rindu kepadanya,
seperti ombak kepada pantai yang menunggu.
Maka, di sinilah Katya berada kini.
Menyambut genggaman tangannya.
Di Place de Catalunya, tempat merpati bercengkerama.
Ketika matahari menyinari Barcelona.
Dia bagai musim panas yang begitu indah.
"Te amo," pelan ucap Katya. Akankah dia dengar?
Te amo siempre,
Kireina Enno
Lalu, dia datang dengan senyumnya yang indah.
ketika waktu mendamba detik-detik yang hangat dari matanya. Entah bagaimana, hati Katya begitu dingin ketika menepis uluran tangan dari laki-laki itu.
Kesepian pun menghantamnya.
Sepanjang La Rambla, angin menepi.
Sayap-sayapnya membawa Katya menari di antara pilar-pilar Gothic Quarter yang sunyi.
Membangkitkan rindu kepadanya,
seperti ombak kepada pantai yang menunggu.
Maka, di sinilah Katya berada kini.
Menyambut genggaman tangannya.
Di Place de Catalunya, tempat merpati bercengkerama.
Ketika matahari menyinari Barcelona.
Dia bagai musim panas yang begitu indah.
"Te amo," pelan ucap Katya. Akankah dia dengar?
Te amo siempre,
Kireina Enno
***
Katya, gadis yatim piatu yang diasuh oleh
pamannya. Ia dan sepupunya, Sandra, memiliki teman sejak kecil bernama Evan.
Mereka selalu bertiga kemana pun mereka pergi. Katya dan Sandra memiliki sifat
yang sangat bertolak belakang. Katya yang pendiam dan penurut, sedangkan Sandra
yang manja dan tidak bertanggungjawab. Walaupun Katya selalu melindunginya, dan
Evan selalu ada untuk mengurus keonaran yang diperbuat oleh Sandra, tapi tetap
saja gadis itu merasa iri pada Katya yang lebih disayang oleh semua orang.
Karena rasa irinya itulah Sandra selalu berusaha merusak hal apa pun yang
disenangi Katya. Apalagi saat Evan lebih memilik Katya daripada dirinya.
Hingga akhirnya Katya memutuskan untuk kuliah jurusan seni rupa di
Barcelona. Hal ini dilakukan oleh Katya karena dia ingin melupakan Evan, dan
agar Sandra dan Evan dapat bersama. Walaupun Katya pandai melukis, tapi ia sendiri tidak menyadari jika
lukisannya sangat bagus sampai saat ia bertemu dengan Manuel yang meminta
lukisannya untuk diikutsertakan dalam pameran berkelas di Barcelona.
Hari-hari tenang Katya hilang saat Sandra menyusulnya ke Barcelona. Rasa
bimbang menyusup ke hati Katya saat mengetahui jika hubungan Sandra dan Evan
telah berakhir. Seolah kedatangan Sandra belum cukup buruk untuk hari-hari Katya,
Evan pun datang mencarinya ke Barcelona,
menambah benang-benang kusut perasaannya pada Manuel dan Evan. Belum lagi
Sandra yang selalu tebar pesona pada Manuel!
“Kamu nggak akan pernah bisa
mengukur cinta. Kamu cuma bisa merasakannya, menggerogoti dirimu dari hari ke
hari. Seperti monster yang tidak pernah terpuaskan. Menyakitimu karena rindu.”
***
Seperti biasa, cover novel stpc selalu membuat aku suka :D begitu juga
novel ini. Sebenarnya ini merupakan novel Kireina Enno yang pertama kali aku baca.
Menurutku konflik yang diangkat tidak memberikan suasana yang baru. Tapi
itu semua tertutupi dengan penggambaran karakter para tokohnya yang menurutku
WOW banget. Cara penggambaran
karakter tokohnya benar-benar terlihat hidup dan nyata. Apalagi tingkah Sandra
yang membuatku gemas untuk nyubit,
gregetan dibuatnya. Belum lagi karakter Katya yang terasa sudah mendarah
daging. Selama membaca novel ini, aku selalu protes oleh tingkah Sandra dan
sikap Katya hehe :P
Bahasanya ringan namun tetap memberikan kesan. Ditambah dengan
penggambaran tempat-tempatnya sangat membantu daya imajenasi, dan menambah
pengetahuan. Apalagi ini berkaitan dengan lukisan. Tapi aku merasa masih ada sesuatu yang kurang...
3,5 bintang!!!
Diikutkan dalam:
- IRRC 2014
- Young Adult RC 2014
No comments:
Post a Comment